RUPSLB BRI 2021: BRI Catatkan Laba Bersih Rp14,15 triliun

E-Magazine Januari - Maret 2025

Jakarta, Bumntrack.co.id – Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menegaskan fokus perusahaan untuk membangkitkan UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional melalui perubahan nomenklatur dan pengurus perusahaan. Sampai Desember 2020, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang telah dilaksanakan BRI antara lain penempatan dana Rp15 triliun oleh pemerintah di BRI telah memberikan dukungan bagi likuiditas perseoran untuk penyaluran kredit kepada segmen UMKM.

“Penyaluran kredit dengan skema penjaminan pada segmen kecil dan ritel mencapai Rp8,3 triliun kepada lebih dari 14.000 nasabah. Penyaluran subsidi bunga kredit UMKM mencapai Rp5,46 triliun kepada lebih dari 6,5 juta penerima subsidi. Penyaluran bantuan produktif (BPUM) sebesar Rp18,64 triliun kepada lebih dari 7,7 juta usaha mikro. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) super mikro mencapai Rp8,66 triliun kepada lebih dari 985.000 nasabah. Penyaluran subsidi gaji Rp6,45 triliun kepada lebih dari 5 juta penerima,” kata Direktur Utama BRI, Sunarso di Jakarta, Kamis (21/1).

Selain itu, sebagai upaya penyelematan nasabah terdampak Covid-19, BRI telah melakukan restrukturisasi kredit outstanding Rp186,6 triliun kepada 2,8 juta nasabah. Sejumlah 95,5 persen diantaranya merupakan nasabah segmen mikro, konsumer kecil dan menengah. Upaya penyelematan UMKM ini ternyata mampu diimbangi perseroan untuk menjaga kinerja yang positif, hal tersebut tercantum dalam laporan keuangan konsolidasian pada twiii/2020 dengan total aset perseoran mencapai Rp1.447,85 triliun atau tumbuh 10,9 persen secara YoY.

“Pertumbuhan aset utama didorong kredit yang mampu tumbuh 4,9 persen yoy menjadi Rp935,35 triliun. Kredit tersebut, sebagain besar merupakan kredit UMKM yang komposisinya mencapai 80,6 persen dari total kredit yang diberikan BRI. “Hal ini sejalan rencana perseoran lebih fokus tumbuh untuk segmen UMKM khususnya segmen mikro,” tambahnya.

Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) mampu tumbuh 18.0 persen yoy, atau menjadi Rp1.131,93 triliun. Dalam hal ini, dana murah (CASA) menyumbang komposisi 59 persen sehingga perseoan memiliki konsolidasi lukuiditas sangat memadai atau loan to deposit ratio mencapai 82,6 persen.

“Di tengah isu perlambatan kredit, serta pemburukan kualitas aset, perseroan tetap mampu menjaga kualitas aset yang tercermin pada NPL gross di level 3,1 persen dengan NPL coverage ratio mencapai 203,5 persen. Perseoran juga mampu menjaga modal yang kuat dengan total CAR sebesar 20,9 persen, jauh diatas minimum ketentuan regulator. Oleh karena itu, perseoan memiliki kemampuan memadai mengantisipasi risiko pengelolaan bank, resiko pasar, kredit maupun operasional dalam rangka mencapai tujuan perseroan,” jelasnya.

RUPSLB juga menyetujui pengalihan saham hasil pembelian kembali saham (buyback) yang disimpan sebagai saham treasuri (treasury stock) sebanyak-banyaknya 16.400.000 lembar saham dalam rangka pelaksanaan Program Kepemilikan Saham Pekerja. “Sedangkan pada paruh kiris Covid-19, perseroan masih mampu mencatatkan keuntungan dengan mencatkan laba bersih sebesar Rp14,15 triliun,” pungkasnya.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.