Surakarta, Bumntrack.co.id – Sebagai bagian dari program dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) membangun 37 rumah layak huni senilai Rp 2,96 miliar di Kawasan Pemukiman Kumuh Sangkrah, Surakarta.
Program tersebut bertujuan untuk membangun dan merenovasi rumah tidak layak huni di daerah kumuh guna meningkatkan taraf hidup masyarakat berpenghasilan rendah. Setiap rumah dibangun dengan konsep dua lantai di atas lahan seluas 20 m², dengan luas bangunan 40 m² yang fungsional dan ramah lingkungan.
Berdasarkan data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang diolah oleh SMF Research Intitute (SRI) terdapat 27% atau sekitar 1 dari 4 rumah tangga di Kota Surakarta yang tinggal di Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di tahun 2024. Pada tahun 2022 SMF melalui inisatif Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh telah mengalirkan bantuan hibah sebesar Rp3,2 miliar untuk membangun 47 Rumah Layak Huni (RLH) bagi 47 kepala keluarga di Kelurahan Mojo, Kawasan Kumuh Semanggi, Surakarta.
Sebagai bentuk keberlanjutan serta komitmen dalam mendukung program pemerintah untuk menekan backlog kelayakan dan kepemilikan rumah dan penghapusan kemiskinan ekstrem, SMF menggandeng Special Mission Vehicle (SMV) Kemenkeu lainnya yaitu PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), PT Geo Dipa Energi (Persero), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, PT Indonesia Infrastructure Finance dan PT Karabha Digdaya hadir melalui Joint Program TJSL SMV Kemenkeu dengan mengalirkan bantuan lanjutan dengan total sebesar Rp4,48 miliar untuk membangun 56 unit RLH untuk 56 kepala keluarga Daerah Kumuh Kawasan Semanggi, Losari Demangan, Sangkrah, Surakarta. Progam ini sekaligus mendukung penuntasan kawasan kumuh terakhir di Kota Surakarta.
Melalui Joint Program TJSL SMV di Sangkrah, Surakarta tahun ini, SMV Kemenkeu ikut andil dalam mendukung percepatan penanganan backlog permukiman layak huni, penghapusan kemiskinan ekstrem dan penuntasan kekumuhan wilayah tersebut. Dimana 1.120 m² dari 2,1Ha total luas kawasan kumuh Sangkrah, kini telah dibangun rumah layak huni untuk masyarakat sehingga 2Ha sisa kawasan kumuh akan terselesaikan jika program penanganan skala kawasan yang sedang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota sudah diselesaikan, yang meliputi berbagai aspek kekumuhan seperti kondisi jalan dan lingkungan, kondisi penyediaan air minum, kondisi drainase lingkungan, kondisi pengelolaan air limbah, kondisi pengelolaan sampah, dan kondisi proteksi kebakaran.
“Rumah sebagai kebutuhan primer memiliki multiplier effect terhadap kualitas hidup penghuninya. Dengan rumah layak huni ini, kami tentu berharap dapat membuka jalan menuju kehidupan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan bagi mereka,” kata Bonai Subiakto, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SMF di Surakarta, Jumat (14/11/25).
Program ini menyasar masyarakat pada kelompok desil bawah (desil 2 ke bawah) yang umumnya memiliki penghasilan tidak tetap dan belum memiliki kemampuan untuk mencicil rumah.
“Melalui bantuan ini, kami ingin memastikan bahwa setiap masyarakat dapat hidup lebih bermartabat dengan tempat tinggal yang aman dan sehat,” tambahnya.
Program pembangunan rumah layak huni ini juga menjadi bagian dari dukungan SMF terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 1: Pengentasan Kemiskinan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak, serta SDG 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan.
“Program ini tidak hanya menyentuh perbaikan fisik rumah dan infrastruktur dasar, tetapi juga membuka ruang bagi partisipasi warga, pendampingan sosial, dan skema pembiayaan yang lebih inklusif. Dukungan SMF dan SMV lainnya (PT PII, PT SMI, PT Geo Dipa, LPEI, PT IIF dan PT Karabha Digdaya) memungkinkan kami untuk menjalankan program secara lebih sistematis, terukur, dan berorientasi pada keberlanjutan,” ungkap Resparti Ardi, Walikota Solo.
Sepanjang tahun 2025, SMF telah menyalurkan total bantuan sebesar Rp9,37 miliar untuk membangun dan merenovasi 154 rumah yang tersebar di 6 provinsi/kabupaten/kota di Indonesia.
Bonai juga menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari mandat SMF sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan yang berperan dalam mendukung pembiayaan perumahan berkelanjutan.
“Kami percaya bahwa peran kami tidak hanya berhenti pada pembiayaan sekunder perumahan, tetapi juga dalam memastikan masyarakat berpenghasilan rendah mendapatkan akses terhadap hunian yang layak. Inilah bentuk nyata kontribusi SMF dalam memperkuat ketahanan sosial dan ekonomi bangsa,” jelas Bonai.
Sebagai bagian dari dokumentasi dan refleksi perjalanan pembenahan permukiman kumuh di Jawa Tengah, SMF melalui tim TJSL juga menyusun buku dokumentasi berjudul “Dari Mojo ke Sangkrah: Merawat Asa di Ujung Kota”, yang menggambarkan transformasi kawasan kumuh dari hulu ke hilir di Surakarta dari tahun 2022 di Mojo hingga 2025 di Sangkrah. Buku ini dapat diakses oleh masyarakat umum melalui link sebagai berikut : https://online.pubhtml5.com/viul/atue/








