Tinjau Renovasi Sarinah, Erick Thohir Ungkap Harta Karun yang Tersembunyi

E-Magazine Januari - Maret 2025

Jakarta, Bumntrack.co.id – Dalam rangka transformasi bisnis perseroan, Menteri BUMN Erick Thohir mengunjungi Sarinah untuk melihat langsung progres pemugaran Gedung Sarinah. Dalam kunjungannya, Erick Thohir mengagumi mahakarya relief dan meminta karya tersebut direstorasi seperti sediakala. Saat Sarinah nanti dibuka pada November 2021, Erick berharap mahakarya ini menjadi satu ikon yang bisa dipamerkan kepada publik bahwa Sarinah memiliki ‘Harta Karun’ nilai budaya yang tinggi.

“Bangsa besar adalah bangsa yang mengenal sejarahnya,” kata Menteri BUMN, Erick Thohir di Jakarta, Jumat (15/1).

Dalam kunjungannya tersebut, Menteri BUMN didampingi Fetty Kwartati Direktur Utama PT Sarinah (Persero), Agung Budi Waskito Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) dan Asikin Hasan Kurator Galeri Nasional Indonesia.

“Proses pemugaran gedung Sarinah secara prinsip masih on track dan on schedule walau ditengah-tengah pandemi Covid-19. Pekerjaan renovasi secara progresif dapat dilaksanakan asal dengan prokes yang ketat. Juga karena sektor konstruksi termasuk yang mendapat izin untuk beroperasi secara full scale,” kata Kurator Galeri Nasional Indonesia, Asikin Hasan.

Dirut Sarinah, Fetty Kwartati mengungkapkan bahwa Sarinah sebagai gedung dengan predikat cagar budaya juga memiliki sebuah karya seni rupa patung relief bersejarah. Relief ini melambangkan kegiatan ekonomi rakyat jelata yang pada saat itu bertumpu pada hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan kerajinan.

“Selaku proklamator dan presiden pertama Indonesia, Bung Karno merupakan seorang seniman yang mencetuskan pembuatan karya seni ini. Keberpihakan kepada ekonomi kerakyatan sudah merupakan semangat para pendiri bangsa ini,” jelasnya.

Menurut Asikin, salah seorang tokoh dan anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) mengungkapkan bahwa karya seni ini memiliki ukuran sangat epik dan gigantik. Bahkan pada saat dibuat sudah menggunakan teknologi pengecoran panel tunggal modern. Demikian pula saat Sarinah dibangun sebagai perwujudan modernisasi yang pada masanya adalah mercu suar kebangkitan ekonomi bangsa yang unggul yang berpihak pada ekonomi rakyat yang istilah saat ini adalah UMKM.

Relief Gigantik Sarinah

“Relief mengingatkan amanah Sarinah untuk membesarkan mereka. Sejarah Sarinah yang pada tahun 80’an yang pernah terbakar dan pelebaran koridor pengunjung relief ini dipindahkan dan disimpan di lantai dasar. Berkenaan dengan transformasi dan renovasi Gedung Sarinah maka relief ini akan direstorasi dan dipamerkan saat pemugaran usai dan Sarinah beroperasi kembali,” terangnya.

Menurut catatan beberapa ahli sejarah dan seni rupa nasional, Relief ini dibuat oleh kelompok seniman Yogyakarta pada masa konstruksi (1962-1966). Relief ini menampilkan para penjaja dan pelapak yang melambangkan perjuangan rakyat kecil mencari nafkah. Menurut catatan pencipta tahu pembuatan relief ini adalah kelompok pematung, pelukis dari Yogyakarta.

“Siapa arsitek atau desainer patung ini masih ditelusuri oleh TACB juga blue print atau cetak birunya karena penting untuk pekerjaan restorasi,” pungkasnya.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.