
Bumntrack.co.id, Jakarta – Volume transaksi perdagangan Jakarta Futures Exchange (JFX) pada akhir bulan di tahun 2022 mencapai 2,2 juta lot. Dengan demikian total transaksi perdagangan JFX sepanjang 2022 mencapai 16,3 juta lot. Volume tersebut melewati target 2022 yang sebesar 12,6 juta lot.
Diungkapkan Direktur Utama JFX, Stephanus Paulus Lumintang, pencapaian volume transaksi 16,3 juta lot tersebut terdiri dari Multilateral dan PALN sebesar 9.220.548 lot dan Bilateral sebesar 7.157.887 lot.
”Sebagai primadona selama tahun 2022 adalah kontrak Emas. Emas masih menjadi favorit bagi para investor untuk berinvestasi. Emas memiliki volatilitas harga yang tinggi, juga merupakan instrumen investasi yang aman,:” jelas Paulus (3/12/2022).
Selain Emas, lanjut Paulus, kontrak Olein juga semakin diminati, khususnya kontrak Olein 100 kg (OLE01) yang diluncurkan bersama dengan kontrak Emas 10gr (GOL10) pada 30 September 2022.
Kontrak GOL10 dan OLE01 menjadi primadona pada penghujung tahun 2022 sejak diluncurkan. Untuk merayakan kedua kontrak tersebut, JFX Bersama KBI mengadakan trading competition dan memberikan holiday fee sampai 30 November 2022.
”Antusias para anggota bursa dalam berpartisipasi dan terus menarik investor untuk berperan aktif semakin nyata dalam mendukung kedua kontrak ini sehingga bisa berkontribusi pada pencapaian volume di tahun 2022,” jelas dia.
”Kinerja volume dan juga kontrak tersebut tidak lepas dari peran Anggota JFX, pialang dan pedagang serta dukungan dari Bappebti dan para pelaku pasar yang semakin aktif berinvestasi di pedagangan berjangka,” ujar Paulus.
Menurut Paulus, kinerja pasar fisik di JFX juga menunjukan pertumbuhan positif pada tahun 2022. Khususnya pasar fisik emas digital off exchange yang mencapai volume transaksi 1.107.191 gram
Kinerja tersebut melebihi target yang ditetapkan yaitu 1 juta gram. Untuk pasar fisik Timah sendiri mencapai 48.330 ton yang terbagi atas timah ekspor sebesar 45.895 ton dan timah lokal sebesar 2.435 ton.
Paulus optimistis, kinerja pasar fisik JFX pada tahun 2023 akan terus meningkat. Perdagangan pasar fisik yang dilakukan melalui bursa akan membantu pemerintah melalui Bappebti mendapatkan data akurat, dari sisi volume maupun harga untuk membentuk informasi yang transparan kepada publik.