
Bio Farma sebagai BUMN yang bergerak dalam bidang life science memandang daya saing dapat mempengaruhi performa suatu korporasi. Keunggulan daya saing ini, bisa dipengaruhi dari kualitas produk yang lebih baik dibandingkan dengan pesaing. Namun demikian, kualitas yang lebih baik (higher quailty) dalam bisnis farmasi, hanya ada dua kategori yaitu memenuhi standar dari BPOM atau Badan Kesehatan Dunia (WHO).
“Dalam bisnis farmasi, ada varibel lain untuk memenangkan daya saing tersebut antara lain kualitas yang memenuhi standar WHO, integrated management system dalam hal kualitas, lingkungan, kesehatan dan safety yang lebih baik, dan inovasi,” kata Direktur Utama Bio Farma, M Rahman Roestan dalam acara Media Gathering Bio Farma, dengan tema Toward Pharma 2030 Menuju Peningkatan Daya Saing Industri Farmasi Nasional di Maribaya, Rabu (11/9).
Menurutnya, Bisnis farmasi tidak lagi berbicara mengenai kualitas produk yang memang harus memenuhi standar WHO, namun bagaimana perusahaan farmasi harus fokus kepada kepedulian terhadap lingkungan dan kepedulian kepada komunitas sekitar perusahaan. “Hal lain yang dapat menentukan daya saing industri farmasi adalah time to market, inovasi baik dalam bentuk produk, proses maupun strategi bisnis,” tambahnya.
Semua daya saing di industri farmasi, diharapkan sudah bisa berjalan pada tahun 2030 di mana pada tahun tersebut, akan ada bonus demografi, pergantian kepemimpinan genearsi melalui kaum millenial, disrupsi teknologi dan sesuai dengan kebijakan global melalui sustainable development goals (SGDs).
Kepala Divisi Pengelolaan Lingkungan dan Sosial Bio Farma, R. Herry mengungkapkan harga dan kualitas dari produk farmasi di seluruh dunia relatif sama. Sehingga harus ada pembeda apabila produk Bio Farma ingin mendapatkan tempat di pasar vaksin. Salah satu caranya adalah melalui Tanggung Jawab Sosial (CSR) dan Tata Kelola (GCG) yang mengelola CSR yang baik.
Ada dua aspek yang menjadi backbone dalam melaksanakan bisnis yaitu aspek sosial dan aspek lingkungan sesuai dengan UNIDO. “Bio Farma sudah on track dalam menjalankan prinsip UNIDO, yang menyatukan aspek social dan lingkungan untuk mengarusutamakan pada pola Bisnis Bio Farma, dengan filosofi perusahaan dedicated to improve quality of life, yang memiliki makna mengembangkan kualitas kehidupan masyarakat maupun kualitas lingkungan,” tambahnya.
Program Community Development yang sedang berlangsung antara lain, budidaya ikan Koi Mizumi di Sukabumi, budidaya domba garut dan pemberdayaan masyarakat sekitar geopark Ciletuh, pengembangan pakan ternak berkualitas tinggi di area Cisarua bekerjasama dengan BPPT maupun kelompok masyarakat tani Cisarua. Kemudian, Bio Farma saat juga mendampingi kelompok masyarakat difabel di sekitar Perusahaan dalam mengembangkan kegiatan ekonomi yang menerapkan nilai-nilai pelestarian lingkungan.