
Kiprah BUMN diperuntukan dalam rangka membangun kekuatan bisnis yang lebih kokoh dan efisien, serta menyetarakan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat hingga pulau terluar.
Demi meningkatkan kontribusi membangun negeri, Kementerian BUMN terus menggiatkan sinergi antar-BUMN. Dengan sinergi tersebut kehadiran BUMN kian terasa manfaatnya bagi masyarakat. Yang merasakan sinergi BUMN bukan hanya masyarakat kecil, tapi juga sektor usaha kecil, pariwista, transportasi hingga BBM dengan harga sama dari Sabang hingga Merauke.
Dikatakan VP Corporate Communications PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman, terkait sinergi untuk membangun negeri, bagi Pertamina sinergi BUMN menjadi salah satu strategi Pertamina dalam menjalankan perannya membangun kemandirian energi nasional. Sinergi Pertamina dengan BUMN lain menjadikan lebih optimal dalam membangun negeri secara bersama-sama.
“Pertamina telah banyak melakukan sinergi dengan BUMN lain, baik di sektor hulu, pengolahan serta hilir. Pertamina juga terus bersinergi dengan BUMN lain, dalam berbagai Program CSR, sehingga dampaknya lebih luas dirasakan rakyat Indonesia,’ tukas Fajriyah.
Ia menegaskan, sinergi antar BUMN dilaksanakan dalam rangka membangun kekuatan bisnis yang lebih kokoh dan efisien, sehingga menguntungkan semua pihak yang melakukan kerjasama. Kerjasama dengan BUMN lain, mempermudah Pertamina dalam menyuplai dan mendistribusikan energi ke seluruh sektor. BUMN juga mendapat kemudahan dan keamanan dalam pasokan energi, sehingga memperlancar roda bisnisnya.
Banyak program Pertamina maupun bersama BUMN lain, baik dalam bentuk CSR maupun non CSR. Melalui program tersebut, BUMN mampu menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi dengan membantu masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidupnya.
“Pertamina telah menunjukkan kontribusi dalam membangun negeri dengan menjalankan peran dan tugas menyalurkan energi hingga ke pelosok negeri dengan memenuhi aspek availability, accesibility, affordability, acceptability, dan sustainability atau yang biasa kita singkat 4A + 1S,” terang Fajriyah.
Selain itu, Pertamina mengelola kegiatan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) yang mencakup Program CSR, Bina Lingkungan dan Program Kemitraan. Pertamina juga ikut membangun negeri melalui berbagai program CSR dengan berfokus pada empat pilar yakni Pertamina Cerdas, Pertamina Sehati, Pertamina Hijau, Pertamina Berdikari. Program CSR unggulan antara lain Sekolah Tapal Batas, Sekolah Dreamable bagi ABK serta Sekolah Anak Percaya Diri yang menyasar wilayah dan orang-orang yang selama ini belum terjangkau.
Begitu pula Program Pertamina Sobat Bumi yang melahirkan calon-calon pemimpin berkarakter ramah lingkungan. Program lain adalah Kampung Eco Green, dengan salah satu unggulannya Rumah Inspirasi, yang berbasis kemasyarakatan dalam menjawab permasalahan sampah. Melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, Pertamina memiliki mitra binaan para pelaku UMKM di seluruh pelosok negeri yang terus berkembang hingga mandiri.
Keberadaan Program CSR Pertamina menurut Fajriyah menunjukkan komitmen perusaahan untuk memprioritaskan keseimbangan dan kelestarian alam, lingkungan dan masyarakat. Dengan menyejahterakan manusia, alam, dan lingkungan, maka Pertamina akan mampu mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Program CSR Pertamina memberikan stimulan dalam pengembangan berbagai potensi yang ada di masyarakat serta membantu masyarakat mengatasi masalah yang ada di sekitarnya. Program CSR juga membantu masyarakat semakin mandiri dan sejahtera serta peduli terhadap pelestarian lingkungan, sehingga dengan kesadarannya akan menjadi pengguna produk-produk energi ramah lingkungan dari Pertamina.
Ia menambahkan, keberadaan Program CSR juga diharapkan dapat mendukung pencapaian PROPER Hijau dan Emas di unit-unit operasi dan anak perusahaan untuk pertumbuhan nilai korporasi sekaligus masyarakat mendapatkan nilai tambah dan dampak kesehatan dari pengelolaan bisnis yang lebih ramah lingkungan.
Program lain adalah “BBM Satu Harga“ , di mana Pertamina bersinergi dengan Kementerian ESDM, dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). Program ini agar masyarakat dapat menikmati harga BBM sama. Pertamina sudah menjalankan “BBM Satu Harga” yang merupakan penugasan pemerintah di 124 titik daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) wilayah Indonesia. Program BBM Satu Harga yang telah dioperasikan Pertamina. Program BBM Satu Harga dicanangkan Presiden Joko Widodo sejak 2017 dan hingga akhir tahun 2019, ditargetkan 160 titik, sehingga tersisa hanya 6 titik lagi.
Adapun target CSR Pertamina hingga akhir tahun ini terus melakukan perbaikan dan peningkatan dalam menjalankan program-program CSR Pertamina untuk menciptakan masyarakat madani. “Kami bertujuan agar program-program yang manfaatnya dirasakan oleh masyarakat dapat terus dijalankan walau nantinya Pertamina sudah tidak turut serta secara aktif lagi di dalam program yang dijalankan di masyarakat tersebut,” katanya.
Program-program unggulan seperti Sekolah Tapal Batas di pilar pendidikan, Pertamina Sehati di pilar kesehatan, Pertamina Berdikari di pilar pemberdayaan ekonomi, dan Pertamina Kehati di pilar lingkungan selalu melibatkan masyarakat. “Di sini kami melakukan evaluasi terhadap masyarakat tersebut. Sehingga apabila mereka belum pada tahap kemandirian, maka program-programnya terus kami tingkatkan. Sedangkan apabila masyarakat terkait sudah kami anggap bisa mandiri, maka kami akan mereplikasi program tersebut di lokasi atau kawasan masyarakat lainnya,” jelas Fajriyah.
Sementara itu, dari sisi pengembangan UKM-UKM Mitra Binaan Pertamina, perusahaan menggencarkan program 1000 UKM Pertamina yang bertujuan agar manfaat Program Kemitraan semakin banyak dapat diserap oleh pelaku-pelaku UKM. Untuk mendukung hal tersebut, pada tahun ini perseroan melakukan inovasi yang disebut dengan program Stakeholder’s Charity Package dan Program Masyarakat Marginal.
Dalam pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Pertamina menggencarkan delapan inisiatif untuk terlaksana di tahun ini, yaitu Creating Shared Value (CSV), Employee Volunteering, Pertamina Sehati, Pertamina Scholarship, Biodiversity, Pertamina Village, Partnership Program dan Disaster Management.
Rasio Elektrifikasi
Selain Pertamina, PT PLN (Persero) juga berkontribusi membangun negeri, salah satunya melalui upaya elektrifikasi. Target PLN, rasio elektrifikasi sebesar 99 Persen bisa tercapai pada 2019. Salah satu langkah PLN adalah dengan mengadakan penggalangan dana. Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN, I Made Suprateka mengatakan, hingga saat ini, realisasi elektrifikasi di Indonesia sebesar 98,3 persen. Sejumlah daerah yang terisolasi untuk diakses cukup menyulitkan peningkatan rasio elektrifikasi tersebut.
Gerakan One Man One Hope, berupa penggalangan dana dari pegawai PLN, akan menjadi salah satu langkah untuk mendorong peningkatan rasio elektrifikasi tersebut. Adapun masing-masing pegawai memberikan sumbagan secara sukarela dengan dikumpulkan dalam satu rekening yang nantinya digunakan untuk mewujudkan infrastruktur kelistrikan di Indonesia.
“Setelah 70 tahun Indonesia merdeka, ada daerah yang belum menikmati penerangan PLN. Gerakan yang diinisiasi pegawai PLN ini diharapakan menjadi suatu role model masyarakat Indonesia,” ujarnya saat acara sosialisasi One Man One Hope di Kantor Pusat PLN, Jakarta, (1/8/2019).
Pemerintah juga tengah mengejar realisasi kegiatan penerangan jalan umum tenaga surya (PJU-TS) 2019. Kegiatan tersebut terbagi atas dua kelompok berdasarkan wilayah. Kelompok pertama dengan target 5.950 unit PJU-TS sudah terealisasi sebanyak 1.277 unit. Kelompok kedua dengan target 16.600 unit baru terealisasi 2.472 unit. Untuk itu, PLN bertekad bisa mencapai target rasio elektrifikasi agar mencapai 99,9 persen pada 2019 agar seluruh masyarakat di berbagai daerah bisa menikmati pasokan listrik untuk kehidupan sehari-hari maupun kepentingan berusaha pada 2019.
I Made Suprateka mengatakan, saat ini rasio elektrifikasi telah mencapai 98,3 persen. Untuk mencapai minimal 99,9 persen, meski persentase kekurangannya terlihat kecil, yaitu hanya 1,7 persen, tapi menjadi tantangan besar bagi PLN lantaran lokasinya berada di pedesaan dan daerah terpencil. “Tantangan untuk melistriki sisa 1,7 persen desa yang belum dialiri listrik saat ini tak bisa dibilang mudah bagi PLN,” jelasnya.
Untuk mencapai target elektifikasi, lanjutnya, setidaknya PLN harus mampu mengatasi dua tantangan besar, yaitu masalah daya beli masyarakat dan ketersediaan infrastruktur. Terlebih sejak 2016, program listrik pedesaan sudah sepenuhnya ditangani oleh PT PLN (Persero) hingga tidak lagi menggunakan APBN yang dikelola oleh Kementerian ESDM.
“Akses yang terbatas adalah kendala terbesar dalam upaya PLN untuk mengalirkan listrik ke desa-desa terpencil dan daerah yang kondisi geografisnya sulit dijangkau. Kendala biasanya muncul dalam proses pengiriman peralatan listrik karena banyak akses jalan yang tidak memadai untuk dilalui kendaraan pengangkut material,” kata dia.
Sedangkan Direktur Utama PT Telkom (Tbk) Ririek Adriansyah menyatakan, komitmen Telkom membangun negeri diwujudkan melalui komitmen perusahaan yang terus berperan aktif mendorong pembangunan masyarakat serta ekonomi nasional. Tak hanya melalui penyediaan layanan telekomunikasi terkini, namun juga dalam berbagai program tanggung jawab sosial perusahaan yang fokus pada pengembangan pendidikan nasional guna membangun masyarakat digital yang berdaya saing global.
Telkom juga berperan membangun pendidikan Indonesia. Langkah tersebut sudah sejak lama dilakukan Telkom. Ada sejumlah program seperti Internet Goes to School, Bagimu Guru Kupersembahkan, Indonesia Digital Learning, My Teacher My Hero, Broadband Learning Center, Pustaka Digital, Employee Volunteer Program, dan AnniverSafari.
Total bantuan CSR Peduli Pendidikan Nasional yang diberikan Telkom dalam peringatan HUT ke-54 tahun ini mencapai Rp2,6 miliar. Di antaranya dengan memberikan bantuan berupa alat bantu ajar dan beasiswa diberikan kepada guru dan siswa yang didatangkan langsung dari Riau, Flores dan Papua yang mewakili wilayah 3T (Terpencil, Terluar, dan Terdepan). Telkom juga memberikan bantuan sarana laboratorium untuk sekolah untuk menunjang proses pendidikan.