KOLOM PAKAR

Digitalisasi,Triger bagi Inovasi BUMN

Oleh: Dr. Ir. Imam Supriyadi, M.M

Pengajar & Peneliti Universitas Pertahanan RI

Hampir seluruh layanan sektor perusahan BUMN (perbankan, penerbangan, telekom, bandara, pelabuhan, transportasi darat dan laut, dan lain sebagainya) saat ini dapat kita rasakan manfaatnya. Ini berkat upaya dari perusahaan-perusahaan tersebut melakukan proses digitalisasi. Momentum proses digitalisasi tercipta karena didorong beberapa faktor eksternal,  seperti ketatnya persaingan dan hantaman pandemi maupun faktor internal seperti holdingisasi dan dukungan talenta milineal.

Pada awal tahun 2023, Menteri BUMN menyampaikan bahwa keuntungan BUMN tahun 2022 meningkat menjadi hampir tiga  kali lipat dari tahun sebelumnya. Ini mengindikasikan bahwa proses holdingisasi berjalan dengan baik. Dukungan digitalisasi pada proses holdingisasi diharapkan mampu memberikan kepercayaan diri kepada BUMN untuk siap bertempur dan bersaing menjadi pemain regional dan global.   

Pandemi yang menghantam semua negara di seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia, memberikan dampak positif maupun negatif kepada BUMN. Bagi BUMN yang terkena dampak negatif tentunya mendorong para CEO untuk meramu strategi agar dapat bertahan (survive) dan dapat kembali bangkit dengan cepat pada saat pandemi berakhir. Salah satu pilihan ramuan strategi dari para CEO adalah melakukan transformasi digitalisasi dalam rangka meningkatkan efisiensi melalui layanan yang lebih baik dengan jumlah pegawai yang lebih sedikit.

Kebijakan kementerian BUMN yang menyaratkan top management diisi oleh lebih banyak generasi milenial daripada generasi sebelumnya sangat tepat. Generasi milenial dan generasi sesudahnya umumnya memiliki literasi yang sangat tinggi terhadap pemanfaatan teknologi informasi, sehingga transformasi digital pada BUMN dapat berlangsung dengan cepat dan baik.

Faktor-faktor holdingisasi, hantaman pandemi, dan dukungan milineal diyakini mempercepat transformasi digital pada BUMN. Dalam upaya mencapai sasaran transformasi digital, tidak jarang BUMN harus melakukan pemetaan ulang terhadap bisnis intinya. Termasuk melakukan penyusunan kembali maupun pelepasan sebagian layanan usahanya agar lebih fokus. Bahkan BUMN melakukan  perbaikan model dan proses bisnis dengan dukungan teknologi digital sehingga memicu ditemukannya beberapa inovasi seperti cara-cara bisnis baru melalui hak paten yang dapat menjadi faktor memperoleh keunggulan dalam persaingan.

Dengan inovasi-inovasi yang berkembang di BUMN dan pendaftaran hak paten dari inovasi-inovasi tersebut, setidaknya BUMN ikut berkontribusi dalam mendorong inovasi dan pendaftaran hak-hak paten baru di Indonesia.

Dua Sekor Prioritas

Momentum transformasi digital dan inovasi pada seluruh sektor BUMN didorong oleh tiga hal seperti diuraikan sebelumnya, yaitu holdingisasi, adanya  pandemi dan dukungan  SDM milenial. Kalau pun ada sektor yang harus diprioritaskan  dalam pengembangan digitalisasi dan inovasi, sebaiknya terkait dengan ketahanan pangan dan energi. Hantaman pandemi menyebabkan kegiatan ekonomi dan mobilitas manusia di seluruh dunia menjadi berkurang, sehingga berdampak terhadap produktivitas produksi dan terganggunya rantai pasok global.

Lembaga-lembaga internasional pada awal-awal pandemi sudah memberikan peringatan bahwa dunia dapat menghadapi kekurangan pasokan pangan karena turunnya produktivitas produksi. Meletusnya perang Rusia-Ukraina makin memperparah keadaan, terutama pasokan pangan dan energi yang memicu inflasi di berbagai belahan dunia karena harga yang melambung tinggi.

Proses digitalisasi diharapkan dapat merangkai para pemangku kepentingan membentuk ekosistem pangan dan energi yang harmonis sehingga tercapai efisiensi untuk menjamin pasokan pangan dan energi yang berkelanjutan. 

Misal terkait pengadaan pupuk. Dengan pemanfaatan digitalisasi pada bidang pertanian, para  penggunaan pupuk pada tanaman menjadi terkontrol sesuai aturan. Petani kita pun menjadi lebih produktif karena hasil pertanian meningkat. Ini akan berdampak terhadap ketahanan pangan nasional. Dua, bidang energi juga perlu diprioritaskan dalam  pengembangan digitalisasi.

Saat ini manusia di dunia membutuhkan  food, energy, water (FEW). Perilaku produksi pangan yang dipengaruhi iklim sangat mempengaruhi ketersediaan pangan nasional.  Kondisi tersebut membutuhkan perangkat digitalisasi yang mampu mendeteksi iklim sehingga panen petani tidak terganggu oleh  cuaca yang tidak bisa diprediksi.

Begitu pula terkait konsumsi energi.  Pada 2021 konsumsi energi di Indonesia mencapai 909,24 juta barel setara minyak (barrel oil equivalent/BOE). Angka tersebut meliputi konsumsi energi jenis listrik, batu bara, gas alam, bensin, solar, biodiesel, briket, LPG, biogas, dan biomassa.  Produksi energi tersebut memerlukan pendekatan dan perangkat  digital agar  produksi  bisa optimla dengan tingkat risiko yang minim sehingga efisiensi menjadi lebih baik.

Selain itu, prioritas digitalisasi juga perlu pada hal-hal yang berkaitan dengan persaingan  global, diantaranya terkait pengelolaan sumber daya alam (SDA).  Jadi, pengelolaan SDA  ibaratnya  jangan hanya  bisa menebang  saja, melainkan perlu pengelolaan sumber daya alam berbasis digitalisasi. 

Terkait efisiensi sebagai kontribusi dari digitalisasi BUMN, itu lebih banyak terlihat pada business process. Dimana proses produksi yang sebelumnnya  panjang menjadi  lebih singkat karena ada digitalisasi.

Yang perlu digarisbawahi, digitalisasi bukan berarti mengurangi jumlah orang yang bekerja tetapi justru memperkuat  kapasitas. Bila sebelumnya  sebuah pekerjaan membutuhkan 200 orang, misalnya, dengan digitalisasi mungkin sudah bisa dikerjakan hanya dengan 100 orang namun hasil produksi  jadi lebih besar. Adapun sisanya karyawan bisa diberdayakan pada divisi yang memang belum bisa dilakukan digitalisasi.

Adapun terkait inovasi  BUMN, harus didukung kreativitas. Dalam hal ini top managementdi BUMN harus bisa mendorong terjadinya inovasi. Untuk bisa melakukan inovasi, SDM harus mempunyai kreativitas yang amat dipengaruhi oleh knowledge.  Adanya digitalisasi seharusnya bisa dimanfaatkan untuk  menambah dan memperluas knowledge SDM di BUMN. Sebab, keberhasilan digitalisasi dan inovasi juga dipengaruhi oleh kualitas talenta yang ada di BUMN.

Artikel Terkait

Back to top button