
Bumntrack.co.id. Jakarta – Dibutuhkan mental kuat dan strategi tepat dalam membangunkan “raksasa tidur”. Berbekal pengalaman di digital company, ia melakukan perubahan yang cepat pada PT POS, meraih kemenangan kecil menuju kemenangan besar.
Sosok Faizal Rochmad Djoemadi langsung menjadi sorotan setelah Menteri BUMN Erick Thohir mengangkatnya menjadi direktur utama PT Pos Indonesia (Persero), September 2020 lalu. Faizal sebelumnya menjabat sebagai Direktur Digital Business PT Telkom. Ia juga pernah menjadi Direktur Utama Telekomunikasi Indonesia International (TELIN), anak perusahaan Telkom yang fokus pada pengembangan lini bisnis di luar negeri.
Karier Faizal kian gemilang setelah berhasil memasarkan layanan telekomunikasi dari Indonesia ke negara tetangga di Asia Pasifik, Asia Timur, dan juga Timur Tengah.
Dengan tangan dinginnya, Telin berhasil meluncurkan layanan data center di Hongkong sekaligus mengakuisi TS Global Network Sdn Bhd (TSGN), perusahaan Malaysia penyedia dominan layanan komunikasi satelit untuk bisa menguasai bisnis satelit.
Di bawah kepemimpinannya pula, Telin bergabung dengan konsorsium The Carrier Blockchain Study Group (CBSG) bersama perusahaan global lainnya, mereka sepakat bekerjasama dalam eksplorasi pembangunan ekosistem dan platform blockchain cross-carrier global generasi terbaru. Dan masih banyak lagi deretan prestasi lain yang ditorehkan Faizal bagi perkembangan sektor digital dan telekomunikasi di Indonesia.
Memiliki rekam jejak panjang di dunia digital, Pria kelahiran Jawa Timur ini dipercaya memimpin PT POS Indonesia, sebuah BUMN yang usianya menjelang 3 abad. Mendapat tantangan baru, Faizal menerjemahkannya sebagai nice problem. “PT POS mempunyai potensi besar, namun potensi tersebut belum dioptimalkan,” ungkap pria kelahiran 12 Desember 1967 itu kepada BUMN Track di ruang kerjanya di Jakarta, pertengahan September lalu.
Namun ia begitu optimistis, kondisi fundamental yang dimiliki PT POS akan menjadi modal kuat untuk terus tumbuh dan melebarkan sayap bisnis, asalkan dikelola dengan tepat.
Daya Juang
Faizal adalah lulusan S1 Teknik Elektro tahun 1991. Ia kemudian melanjutkan S2 Teknik Elektro di University of Saskatchewan Saskatoon, Canada. Bagaikan lulusan cumlaude yang dipaksa kembali menjajaki bangku SMA, itulah perumpamaan yang menggambarkan perjalanan kariernya dari Telkom ke PT POS. Dari perusahaan berbasis digital ke perusahaan yang jalan di tempat dalam hal teknologi. Dari perusahaan yang meraih keuntungan besar menjadi perusahaan yang operasionalnya merugi.
Hatinya terusik, melihat PT POS dengan segudang pengalamannya tidak mampu menjadi raja di negeri sendiri. Bahkan, istilah “Raksasa Tidur” pun kerap ditujukan bagi BUMN orange yang berdiri pada tahun 1746 ini. Ia kemudian menyadari, bahwa tantangan utama di PT POS adalah terkait mindset people. Mayoritas karyawan tidak ada yang mencerminkan sikap agresif dan proaktif. Tidak pula memiliki daya juang. “Bahkan ketika saya tanya ukuran juara bagi mereka seperti apa? Mereka tidak tahu,” ucap Faizal mengenang saat awal-awal ia bergabung.
Ia mengamati, berkali-kali PT POS berusaha bertransformasi mengikuti perubahan zaman, dan berkali-kali pula gagal. Sehingga marketshare yang diraih sangatah rendah, kalah jauh dengan pesaing yang kian menjamur di negeri ini. Ia lantas mengambil sikap. Mewajibkan apel tatap muka di semua kantor tiap bulan, serta memperbanyak pertemuan dan evaluasi untuk memperlancar komunikasi di antara ribuan karyawan yang dikelola.
Agar POS bergerak lebih cepat, Faizal menggandeng platform berbasis claud dan internet based. Otomatis, connectivity di Kurir Service lebih cepat dilakukan. Ia kemudian juga melahirkan digital services bertajuk Pos Pay berupa layanan keuangan digital dan Pos Aja berupa aplikasi digital untuk pengiriman surat atau paket. Pun di seluruh loket pelayanan, ia mengadakan Box Feedback yang akan diisi oleh pelanggan terkait pelayanan petugas POS.
“Perubahan-perubahan ini membawa banyak efisiensi. Memaksa orang belajar dan bekerja dalam platform baru. Walaupun awalnya banyak komplain, tapi akhirnya mereka merasakan sendiri perubahan yang positif,” ungkap Faizal.
Wujud kekinian PT POS selanjutnya juga ditandai dengan lahirnya Pos Bloc Jakarta pada Oktober tahun lalu. Berlokasi di Gedung Filateli di kawasan Pasar Baru Jakarta Pusat yang merupakan asset bekas gedung seluas 7.000 meter persegi dan berusia lebih dari 100 tahun, Pos Bloc hadir sebagai ruang kreatif anak muda Jakarta. “Dengan memanfaatkan Gaya hidup nongkrong di tempat yang bersejarah membuat Pos Bloc menarik bagi milenial. Impact nya, mereka mengenal produk-produk PT POS dan diharapkan akan menggunakan jasa PT POS yang tersedia,” kata Faizal.
Lewat perubahan itu, karyawan mulai menyadari bahwa pertempuran dapat ditaklukkan, kemenangan demi kemenangan dapat tercapai. Mereka makin percaya diri dan bangga menjadi karyawan PT POS. “Mulailah tumbuh kebanggaan di diri karyawan bahwa PT POS bisa menjadi perusahaan yang menjanjikan masa depan mereka,” ungkap faizal.
Membangun Legacy
Di setiap perjalanan hidupnya, Faizal bertekad untuk senantiasa menebar kebaikan. Begitupula dalam karier, ia ingin mewarisi sesuatu yang berharga bagi perusahaan. Legacy yang ia tanamkan adalah membangun PT POS menjadi perusahaan yang dikelola secara modern berbasis best practise. Berbekal sejarah panjang dan fundamental yang kuat, serta ditempa strategi yang tepat, PT POS akan menjadi main player di setiap portofolio yang dikembangkan.
“Saya ingin melihat PT POS tumbuh berkembang hundreds of years lagi karena mempunyai fondasi dan fundamental yang kuat. Inilah yang menjadi tugas saya untuk mengelola PT POS dengan cara profesional, modern, advance, dan menggunakan standar internasional,” ungkapnya.
Tak banyak yang berubah dari sosok pria kelahiran Blitar, Jawa Timur itu. Ia tetap pribadi yang antusias dan hangat. Karakter Jawa Timuran sangat mempengaruhi gaya leadership dan cara berkomunikasi yang blak blakan juga transparan.
Saat ini, ia pun masih konsisten menjalani hobinya berolahraga. Outdoor activity, lebih tepatnya. Tiap tahun sebelum pandemi, Faizal tak pernah absen mengikuti ajang triathlon yang menguji kemampuan tiga cabang olahraga sekaligus, yakni renang, bersepeda dan berlari yang dituntaskan berurutan dalam satu waktu.
Kegemarannya melakukan aktivitas di luar ruangan juga turut membentuk karakter kepemimpinan yang transparan. “Saya membangun trust melalui transparansi. Dengan trust, tim kami jadi solid,” pungkasnya.