
Oleh: Dr. Dianta Sebayang, M.E
Direktur Eksekutif Socio-Economic and Educational Business Institute Indonesia
Pada tahun 2020, perbaikan pertumbuhan ekonomi diperkirakan berlanjut meskipun dalam tingkat yang moderat dengan dorongan dari dua motor pertumbuhan utamaya itu konsumsi dan investasi. Dari sisi eksternal, risiko yang berasal dari sektor keuangan dapat berpengaruh pada likuiditas global dan tingkat investasi, serta kebijakan proteksionisme, sehingga dapat mengganggu perdagangan internasional. Di sisi dalam negeri, kinerja perekonomian Indonesia yang terus meningkatakan semakin mendekati tingkat pertumbuhan potensialnya. Kondisi ini memerlukan upaya reformasi struktural agar mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi ke depan melalui peningkatan kapasitas produksi. Dengan reformasi struktural, pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu menjadi lebih berkualitas, sehingga dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi tingkat kemiskinan. Untuk mencapai hal tersebut, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi seperti kemudahan berinvestasi, penyediaan infrastruktur, penguasaan teknologi, efisiensi produksi, dan keterampilan tenaga kerja.
Kebutuhan investasi akan dipenuhi oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, BUMN, perusahaan publik, penanaman modal asing (PMA), dan swasta/masyarakat. Pemerintah menargetkan sumber investasi dari capex BUMN mampu tumbuh dengan didukung oleh APBN, terutama melalui pembiayaan investasi. Pemerintah masih akan tetap mengandalkan peran BUMN sebagai agen pembangunan dan akan menambahkan modalnya ke beberapa BUMN melalui penyertaan modal negara (PMN), terutama untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur sektor energy dan konektivitas antar wilayah. Selain itu, Pemerintah juga akan memberikan PMN untuk mendukung pembiayaan kredit kepemilikan rumah maupun pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mendukung penyerapan tenagakerja.
Dalam reformasi ekonomi dan struktural Indonesia yang difokuskan pada upaya dan daya saing nasional, peningkatan kualitas kelembagaan, pendalaman pasar keuangan serta percepatan transformasi ekonomi. Reformasi harus didukung oleh kebijakan fiskal yang responsive dan efektif dengan tetap menjaga APBN tetap sehat dan berkelanjutan. Salah satu bentuknya meningkatkan peran dan kontribusi BUMN dalam penerimaan Negara terus di optimalkan dengan tetap memperhatikan kondisi kesehatan keuangan perusahaan. Untuk itu diharapkan BUMN mulai bias berbedah diri dalam memperbaiki pengelolaan dan daya saing produknya.
Menjaga Phase BUMN
BUMN wajib bersiap mengatur phase dalam mengembangkan potensi mereka dengan berbagai macamstrategi. Secara kelembagaan perlu penguatan peran sehingga mereka bisa bergerak lebih fleksibel dan mengurangi hambatan birokrasi. Dalam konteks ini, dibutuhkan strong leader. Peningkatan profesionalisme SDM dalam menghadapi persaingan yang dengan memberikan otonomi dan otoritas dalam pengelolaan yang fleksibel, inisiatif, memperhitungkan kecepatandan berorientasi pada hasil secara akuntabel.
Dalam pengelolaan BUMN dituntut untuk mengedepankanlangkah strategis dengan gaya yang lebih dinamis. Hal ini harus sejalan dengan usaha BUMN dalam memperbaiki stuktur, kultur dan sistem internal organisasi. Langkah dalam memberdayakan potensi manajemen harus menjadi prioritas agar lebih responsif dalam menghadapi perubahan dan dinamika lingkungan pasar. Untuk itu diperlukan upaya BUMN dalam mengadaptasi dan mengadopsi inovasi yang muncul dari lingkungan ekternal. Oleh karena itu pelaksanaan dan pengembangan system good corporate government mutlak dilakukan.
Untukitu BUMN memerlukan kepemimpinan berwawasan global, sumberdaya manusia atau human capital yang memiliki eksposur lintas negara, strategi, dan daya saing yang unggul, manajemen perubahan yang kuat, dan pengelolaan risiko yang andal. Bila hal-hal tersebut mampu dikembangkan dan diterapkan, peran BUMN diharapkan akan maksimum pada perkembangan ekonomi dan daya saing nasional.
Berlari Menjawab Tantangan Global
BUMN harus memiliki daya saing kelas dunia, alias global untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Setidaknya BUMN bias menjadi multinational corporation (MNC). Mengingat peran strategis BUMN, baik secara sosiologis maupun ekonomis dalam mencapai tujuan kesejahteraan negara, diperlukan BUMN yang berdaya saing tinggi dan berkelas global.
Secara sosiologis, peran BUMN dalamperekonomiannasional adalah mewujudkan kesejahteraan masyarakat, sedangkan secara ekonomis, kinerja keuangan BUMN berpengaruh terhadap keuangan negara. Upaya peningkatan efisiensi BUMN sangat penting guna mendorong kinerja BUMN agar mampu menciptakan kesejahteraan masyarakat. BUMN berperan sebagai salah satu alat Negara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan member pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat dan tidak membebani keuangan Negara. Aksi korporasi memerlukan reorientasi dan reformasi ke arah perlakuan BUMN sebagai lembaga usaha, sesuai dengan prinsip-prinsip tatakelola yang baik.
Selain itu, peran BUMN sebagai agen pembangunan nasional harus semakin ditegaskan. BUMN tidak sekedar mencari keuntungan melainkan juga menciptakan nilai, yakni membangun kemandirian, membangun kesejahteraan, pembangunan berkelanjutan, pemerataan dan kesejahteraan. “Besar, kuat, dan lincah itu hanya kata sifatsaja. Tujuan akhirnya adalah agar BUMN lebih mampu melayani masyarakat, karena BUMN pada dasarnya milik rakyat.
Salah satu langkah awal perusahaan pelat merah perlu terus mengukur kapasitas daya saing perusahaan milik negara di kawasan ASEAN agar bias memasuki persaingan di pasar global. Diperlukan strategi jitu untuk memposisikan BUMN sebagai pemain di skala regional dan kemudian naik menjadi pemain global. BUMN perlu mengembangkan keunggulan kompetitif dalam jangka panjang untuk dapat bersaing di masa depan. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah isu ketidaksiapan menghadapi pesaing perusahaan multinasional, tingginya biaya logistik, kesulitan adaptasi menjadi perusahaan skala regional, serta terbatasnya international talent. Praktik manajemen yang masih dirasa kurang efektif dan produktif juga menjadi hal yang disoroti untuk bisa bersaing dengan pemain-pemain kelas dunia.
Untukitu BUMN harus paham betul bahwa untuk maju, mereka harus memperhatikan bukan hanya dari aspek angka laba atau pendapatan perusahaan. Lebih dari itu, BUMN harus bisa hadir untuk rakyat dengan masuk ke wilayah bisnis yang tidak menguntungkan. BUMN harus selalu setia pada misi yang diembannya; mereka tidak hanya memiliki misi perusahaan swasta di mana mereka harus mengejar keuntungan, tapi juga misi pemerintah di mana mereka berperan membangun negara.
Pertanyaan yang harus di jawab oleh BUMN bagaimana meningkatkan nilai perusahaan dalam memperkuat struktur permodalan, peningkatan aset, serta efisiensi usaha. Dengan itu bersaing secara kompetitif dalam menghadapi pasar global, Sehingga mendorong BUMN menjadi ‘the real player in the world’ dalam era pasar bebas. Hal yang pertama yang harus segera dipikirkan adalah bagaimana BUMN dapat dikelola secara lebih profesional dan mandiri terutama dalam mengelola keuangan perusahaannya. Semua ini bias berjalan dengan baik denganmemperhatikan tatakelola perusahaan, social ekonomi, maupun dukungan politik. Dengan begitu diharapkan BUMN bisa bekerja untuk negeri tanpa mengesampingkan keuntungan bagi keberlangsungan perusahaan dan kesejahteraan karyawan.