
Jakarta, Bumntrack.co.id – “Vaksin Covid-19 tak membuat seseorang kebal 100 persen dari virus corona”. Kalimat ini perlu diperhatikan baik-baik bagi masyarakat umum, terutama di daerah yang jauh dari derasnya arus informasi. Selain itu, pemahaman masyarakat berbeda antara satu orang dengan orang yang lain sehingga diperlukan edukasi berulang-ulang.
Edukasi yang mendalam dan berulang salah satunya ditujukan untuk warga yang sudah berumur lebih dari 60 tahun (manula). Selain sulit untuk menerima masukan dari luar, Manula cenderung sering lupa. Salah satu contohnya yaitu di daerah Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagian masyarakat ada yang beranggapan bahwa apabila sudah di vaksin Covid-19 maka dirinya akan kebal 100 persen terhadap virus corona. Padahal orang yang sudah divaksin masih mungkin tertular Covid-19.
“Kita harus ingat bahwa vaksin ini tidak membuat kita 100 persen kebal seperti Superman terhadap virus Covid-19,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dilansir dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (27/9).
Salah satu warga, Wahid telah mendapatkan dosis kedua vaksinasi sehingga dirinya yakin tidak akan terkena lagi virus corona. Menurutnya, vaksinasi yang didapat membuat dirinya tidak akan terkena virus corona sehingga abai terhadap pola kebiasaan hidup bersih. Dirinya abai menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun. Kegiatan harian pun sudah dilakukan seperti sedia kala, tanpa masker dan tidak melakukan protokol kesehatan lainnya.
Memang, tingkat Bed Ocupancy Ratio (BOR) atau ketersediaan tempat tidur di rumah sakit yang menangani pasien covid-19 akhir-akhir ini menurun drastis dibandingkan beberapa bulan terakhir. Kegiatan ekonomi mulai bergeliat dengan banyaknya toko, mall dan warung makan yang kembali beroperasi. Apalagi perekonomian Yogyakarta banyak mengandalkan dari sektor pariwisata. Namun, pepatah yang mengatakan ‘lebih baik mencegah daripada mengobati’ haruslah dipegang teguh.
“Vaksin Covid-19 akan membuat tubuh seseorang lebih cepat mengidentifikasi masuknya virus. Tubuh yang sudah divaksin menjadi lebih responsif melawan virus. Penyakit yang diderita oleh orang yang sudah divaksin akan menjadi lebih ringan, tanpa gejala (OTG), atau asimtomatik,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Salah satu contoh misalnya, Wahid yang sudah divaksin masih bisa tertular Covid-19. Namun yang paling bahaya adalah dirinya masih bisa menularkan kepada keluarga atau masyarakat sekitarnya. Bagi Wahid, mungkin hanya merasakan gejala ringan, tapi belum tentu bagi keluarga atau masyarakat sekitar. Apalagi jika ada keluarga yang rentan dan berumur lebih dari 60 tahun. Kondisi badan Manula tersebut belum tentu dapat bertahan melawan Covid-19. Sehingga langkah pencegahan dengan menerapkan protokol kesehatan harus tetap dilakukan. Kenapa? Karena ada orang lain yang harus dilindungi selain diri kita sendiri.
Masyarakat Rentan: Ibu Hamil
Selain Manula, Ibu hamil juga menjadi salah satu kelompok yang sangat berisiko apabila terpapar Covid-19. Untuk melindungi ibu hamil dan bayinya dari infeksi Covid-19, Kementerian Kesehatan akan segera memberikan vaksin Covid-19 kepada ibu hamil. Upaya pemberian vaksinasi Covid-19 dengan sasaran ibu hamil juga telah direkomendasikan oleh Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI). Vaksinasi bagi ibu hamil masuk dalam kriteria khusus. Oleh karenanya, proses skining/penapisan terhadap status kesehatan sasaran sebelum dilakukan pemberian vaksinasi dilakukan lebih detail dibandingkan sasaran lain. Format skrining pada kartu kendali untuk ibu hamil pun juga telah disiapkan oleh Kementerian Kesehatan.
Vaksinasi bagi ibu hamil akan menggunakan jenis vaksin Covid-19 platform mRNA yakni Pfizer dan Moderna, serta vaksin platform inactivated Sinovac. Tentunya akan disesuaikan dengan jenis vaksin yang tersedia di Indonesia. Dosis pertama vaksin Covid-19 akan mulai diberikan pada trimester kedua kehamilan, dan untuk pemberian dosis kedua dilakukan sesuai dengan interval dari jenis vaksin.
Sama seperti pelaksanaan vaksinasi bagi sasaran lainnya, Pemerintah akan melakukan monitoring untuk mengetahui apakah ada efek samping yang muncul dari pemberian vaksin Covid-19 kepada ibu hamil ini. Pemerintah juga akan menanggung Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Covid-19 yang membutuhkan pengobatan dan perawatan di faskes sesuai dengan indikasi medis dan protokol pengobatan.
Masyarakat Rentan: Pelaku Wisata
Masyarakat pelaku wisata, keluarga dan warga yang berdomisili di sekitar obyek wisata menjadi target utama vaksinasi untuk pariwisata di Kabupaten Bantul, Provinsi DIY. Mereka harus sehat dan bersih sehingga mampu menjadi representasi wisata yang sehat. Vaksinasi pariwisata ini menggunakan dana keistimewaan dengan target 1.000 sasaran pelaku pariwisata. Diharapkan vaksinasi ini menjadi bagian dari mempersiapkan destinasi wisata untuk bisa kembali menerima kunjungan wisatawan dengan aman, dengan sehat dan nyaman. Daerah wisata sebagai prioritas vaksinasi sanga tepat, mengingat sektor pariwisata merupakan penyumbang ekonomi terbesar di DIY.
“Pariwisata adalah menjadi salah satu urat nadi dari DIY. Pariwisata adalah merupakan wajah kita yang bisa dilihat secara konkret dan nyata oleh masyarakat luar. Sehingga Ngarsa Dalem, Pak Gubernur memiliki satu komitmen bersama untuk membangun sinergi bahwa pengelolaan pariwisata, masyarakatnya, semuanya harus sehat. Tidak boleh ada yang sakit,” kata Wakil Bupati Bantul, Joko B. Purnomo.
Lingkungan masyarakat yang bersih dan tidak menularkan Covid-19 menjadi hal yang wajib di miliki pariwisata DIY untuk mempersiapkan diri untuk menjaid tuan rumah bagi para wisatawan apabila nanti destinasi wisata sudah bisa beroperasi. Siti Amanah, salah satu warga dari Desa Wisata Krebet yang menjadi salah satu penerima vaksin mengaku sangat senang dengan vaksinasi ini. Dirinya sangat berharap dunia wisata yang sempat ambruk bisa kembali bangkit menuju normal. “Vaksinasi ini sangat membantu agar kita bisa menjaga kesehatan dan kekebalan tubuh kita. Harapannya bisa pulih kembali seperti dulu, semua kegiatan, semua obyek wisata dibuka kembali,” ungkapnya.
Kembali lagi ditekankan, bahwa vaksinasi tidak serta merta membuat kita menjadi kebal terhadap Covid-19. Kita masih bisa tertular dan masih bisa menularkan kepada orang-orang terdekat. Jika kita mengalami gejala ringan, belum tentu itu berlaku bagi keluarga atau orang yang terdekat dengan kita. Protokol kesehatan dan menjaga pola hidup sehat harus terus dilakukan agar pandemi ini segera berakhir. Sebelum itu, tetaplah memakai masker tiga lapis, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menjauhi kerumuman sekaligus menghindari terbentuknya kerumunan.