
Jakarta, Bumntrack.co.id – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brojonegoro melaksanakan kunjungan industri ke PT DAHANA (Persero) pada Senin (7/12). Rombongan Menristek/Kepala BRIN ini diterima langsung oleh Direktur Utama PT DAHANA (Persero) Budi Antono di Kampus Dahana Subang.
“Riset dan inovasi memegang peranan penting dalam keberlanjutan bisnis Dahana selama ini. Produk-produk baru berdasarkan kebutuhan user lahir dari inovasi yang dilakukan di Energetic Material Center (EMC) atau Pusat Bahan Berenergi Tinggi. Kehadiran Energetic Material Center di Subang dengan fasilitas pendukungnya yang lengkap memang disiapkan untuk melahirkan inovasi-inovasi di bidang bahan berenergi tinggi,” kata Direktur Utama PT DAHANA (Persero), Budi Antono dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (8/12).
Sementara itu, dalam arahannya, Menristek/Kepala BRIN mendorong Dahana untuk mengembangkan energi terbarukan dengan menggandeng perguruan tinggi dan Lembaga pemerintah. Selain itu, Menristek/Kepala BRIN juga mendukung Dahana untuk segera menyelesaikan industri propelan yang ada di Kawasan Energetic Material Center Subang.
“Propelan memegang peranan penting dan boleh dibilang sebagai akar permasalahan yang harus segera diselesaikan bersama. Dapat juga dijajaki untuk mencari substitusi bahan propelan bersama perguruan tinggi. Selain untuk mengurangi ketergantungan pada impor, teknologi roket yang memerlukan propelan juga nantinya tidak hanya meluncurkan roket saja, tapi juga dapat meluncurkan satelit,” jelasnya.
Propelan adalah bahan pendorong peluru atau roket, yang menjadi komponen utama munisi bagi kebutuhan Munisi Kaliber Kecil (MKK) dan Munisi Kaliber Besar (MKB), maupun bahan bakar roket. Kebutuhannya di dalam negeri selama ini diimpor dari Luar Negeri, sehingga membebani devisa negara dan rawan embargo. Untuk itu pembangunan Industri propelan menjadi salah satu 7 Program Unggulan Nasional guna mewujudkan kemandirian Industri Pertahanan.
Pembangunan Industri Propelan dibagi dalam dua fase yaitu Fase 1 Propelan Munisi dan Fase 2 Propelan Roket. Untuk fase 1 telah diinisiasi oleh KemHan dengan membangun Pabrik Nitrogliserin, Pabrik Acid Plant serta fasilitas pendukung Industri Propelan seperti Gardu Trafo Listrik, Water Treatment Plant, Laboratorium dan Fasilitas Uji Balistik. Dukungan Pemerintah diperlukan untuk melanjutkan kemandirian Industri Propelan dengan membangun Pabrik Spherical Powder sehingga Indonesia dapat mandiri serta menimbulkan efek penggetar di Kawasan regional.
Pada kesempatan itu juga, Menteri Bambang mengapresiasi kinerja inovasi Dahana yang menargetkan untuk melahirkan minimal satu paten setiap tahun. Selain mendapatkan paparan tentang kemampuan bahan peledak dan juga hasil-hasil inovasi Dahana, Menristek/Kepala BRIN mengunjungi area terbatas Ring I untuk meninjau pabrik secara langsung dan menjadi juru ledak kehormatan di pabrik non electric detonator.
Beberapa hasil riset DAHANA yang disokong oleh Kemenristek/BRIN diantaranya teknologi Dabex for reactive ground (FRG). Produk Dabex FRG ini menjadi produk bahan peledak unggulan untuk mengatasi batuan reaktif di pertambangan emas. Penelitan lainnya berupa pengembangan teknologi propelan RHAN 122b bersama dengan Lapan, penelitian Biodegradable Seismic bersama dengan BPPT supaya bahan peledak di dalam tanah terurai sehingga tidak membahayakan dan penelitian Dabex for Underground untuk tambang di bawah tanah..
Inovasi menjadi kata inti DAHANA untuk terus berkembang baik dari segi produk baru maupun proses yang lebih efisien. DAHANA telah berhasil mendirikan Pabrik Cartridge Emulsion, Pabrik ANFO, Pabrik Detonator Electric dan Non-Electric, Pabrik Ammonium Nitrate Solution, Pabrik Booster, Pabrik Nitrogliserin, Filling Bomb. DAHANA juga memiliki fasilitas Pusat Logistik Berikat (PLB), Bonded Magazine dan On-site Plant (OSP) serta mengoperasikan Mobile Manufacturing Truck (MMT) di berbagai lokasi tambang.
Sebagaimana diketahui, PT DAHANA (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang industri strategis yang memberikan layanan bahan peledak terpadu untuk Sektor Pertambangan Umum, Kuari dan Konstruksi, Minyak dan Gas serta Sektor Pertahanan Keamanan. Pada 2012, DAHANA menyelesaikan pembangunan fasilitas pengembangan dan manufaktur terbesar di ASEAN yang dinamakan Energetic Material Center (EMC) berlokasi di Subang, Jawa Barat.