CEO NOTES

Direktur Pemasaran PT Pertamina Patra Niaga, Romulo Hutapea

Bagi Direktur Pemasaran PT Pertamina Patra Niaga Romulo Hutapea, seorang marketer harus memiliki jiwa suka bekerja keras dan melakukan peningkatan diri (self improvement). Kedua sifat tersebut sudah melekat padanya sejak kecil lantaran kedua orang tuanya yang berprofesi  guru selalu mengajarkan untuk siap menghadapi kompetisi.  “Modal  seseorang untuk bisa bekerja lebih baik adalah mau bekerja keras dan melakukan self improvement, baik knowledge maupun perilaku,” jelas Romulo.

Karier pria kelahiran Hutabayu Raja, Simalungun, Sumatera Utara,1 November 1963 ini terbilang gemilang. Pada tahun 2015, ia diangkat menjadi GM Marketing Operation Region I PT Pertamina Retail, sebelum ditugaskan menjadi Direktur Pemasaran PT Pertamina Patra Niaga pada Februari 2017.

Romulo mengawali kariernya di PT Pertamina (Persero) dengan bergabung dalam Direktorat PPDN di Jakarta pada tahun 1992. Selanjutnya bekerja di bagian penjualan area Padang, Manado dan Bandung hingga tahun 2006. Ia juga pernah bertugas sebagai Manager Gas Domestik Region II (2008), Manager Marketing LPG (2009), Manager Operation Retail & Pricing (2009), dan Direktur Operasi PT Pertamina Retail (2011).

Anak kedua dari 10 bersaudara ini mengaku memiliki  passion  di bidang marketing karena senang bisa mencapai berbagai wilayah Indonesia dan dunia. Termasuk bekerja dan bertemu banyak orang. “Ketika Tuhan memperkenankan, saya pun dapat bekerja di bagian marketing. Maka komitmen saya adalah ingin memberikan yang terbaik,”  jelas Romulo.

Bagi Romulo, seorang marketer harus punya integritas dan totalitas kepada perusahaan. Karena itu, komitmennya adalah totalitas mengabdi kepada perusahaan. Baginya, marketer harus mampu menjual diri dalam pengertian yang positif.  “Ibaratnya saya mempunyai ide bagus, kalau hanya disimpan dalam flash disk tidak akan berarti, sehingga harus dikomunikasikan kepada pimpinan,” ujarnya.

Kebiasaan menyampaikan ide tersebut sudah ia lakukan sejak dulu, ketika awal bekerja di Pertamina tahun 1991. Mungkin kebiasaan itu muncul lantaran sebelumnya ia seorang pengajar di Universitas Indonesia.

Kini, Romulo mengaku sudah merasa bahagia dan bersyukur kepada Tuhan, bisa berada pada posisinya saat ini. Terlebih,ia merasa berasal dari daerah. “Yang terpenting kita harus berorientasi kepada masyarakat. Bila kita lepas dari Pertamina, kita tidak tahu akan berada di mana. Tetapi di mana pun berada kita tetap harus berorientasi kepada masyarakat,” jelas pria yang hobi berolahraga  golf, renang dan jogging tersebut.

Artikel Terkait

Berita Lainnya
Close
Back to top button