Kampus Merdeka dan COVID-19
Entah apa yang merasuki Mas Menteri Pendidikan sehingga memunculkan kebijakan Kampus Merdeka sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Mahasiswa beraktivitas tidak dari kelas. Kehadiran tatap muka saat bimbingan atau mempertahankan skripsi-thesis-disertasi tidak lagi menjadi syarat mutlak. Semuanya berganti dengan kehadiran secara virtual maupun kehadiran secara pemikiran dalam diskusi di sidang tertutup.
Kampus Merdeka diusung sebagai salah satu upaya mendekatkan ilmu pengetahuan dan keahlian yang didapat di kampus dengan kebutuhan nyata dunia kerja. Dalam manajemen operasi, konsep tersebut sesuai dengan berpikir Lean.
Harus diakui bahwa Covid-19 membawa suatu kesadaran perlunya metode pembelajaran yang inovatif dan proses belajar mengajar tidak harus terpaku pada fisik dan lokasi. Pikiran harus terus digunakan untuk analisis. Dosen dan mahasiswa perlu bermitra dengan konektivitas jaringan sehingga tidak lagi gagap teknologi. Tanpa campur tangan Covid-19, pembentukan mindset butuh waktu yang lebih lama.
Kebijakan Kampus Merdeka juga membawa suatu pemikiran bahwa kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia nyata tidak terbangun hanya dari pembelajaran yang segaris. Pembelajaran tidak bisa dikotak-kotakan berdasarkan pohon keilmuan karena seringkali proses okulasi menghasilkan buah yang lebih baik.
Artinya, di dalam pembelajaran perlu adanya intervensi dari cabang keilmuan lain. Seorang Direktur Keuangan yang pintar tidak terbentuk hanya dari menekuni ilmu-ilmu keuangan. Seorang Direktur Operasi yang hebat bisa jadi bukan berasal dari seseorang yang mempelajari manajemen operasi. Demikian juga Presiden Direktur yang mumpuni tidak harus berangkat dari seseorang yang mendalami ilmu stratejik.
Untuk saat ini apapun jabatannya dipacu untuk paham menggunakan teknologi konektivitas jaringan. Apapun profesinya diminta untuk memahami pola dan peta penyebaran virus serta cara pencegahannya, salah satu pokok pengetahuan dalam ilmu kesehatan.
Seorang Dosen pun tidak terhindar dari kenyataan tersebut. Dosen di masa depan mungkin diminta lebih inovatif, salah satunya menggunakan teknologi untuk penyampaian materi dalam jarak jauh. Seorang Dosen diharapkan mau belajar untuk menggunakan aplikasi daring sebagai media penyampai ilmu secara efektif dan efisien.
Bagi Penulis, Covid-19 tidak hanya mengajarkan untuk hanya belajar teknologi namun juga memberikan pandangan bahwa teori bersifat relatif. Konsep potongan harga dalam pembelian jumlah besar tidak berlaku, bahkan dalam kondisi wabah kali ini pembelian jumlah besar diganjar dengan harga yang sangat tinggi.
Ketika kebutuhan konektivitas jaringan sangat tinggi, provider memberikan kuota gratis. Terlepas dari hal tersebut adalah strategi marketing namun hal tersebut berbeda dengan pembelajaran supply dan demand. Konektivitas jaringan memacu teknologi untuk dapat berkembang dengan lebih cepat. Proses produksi dapat lebih efektif dan efisien berkat penggunaan teknologi.
Penggunaan teknologi memotong mata rantai produk sehingga pelanggan tidak dibebani dengan proses yang tidak perlu. Beberapa mata rantai dapat dihilangkan namun tidak demikian dengan fungsi. Teknologilah yang kemudian menggantikan keberadaan fisik dari suatu fungsi. Kondisi tersebut memunculkan potensi penyimpangan dari konsep- konsep yang telah ada. Konsep perlu diperbarui dan diselaraskan dengan kondisi yang ada.
Kemungkinan besar itulah yang menjadi landasan pikir dari kebijakan Kampus Merdeka. Dosen dan Mahasiswa harus merdeka untuk belajar apapun karena untuk berguna kadang diperlukan okulasi dari beragam ilmu. Dosen akan didengarkan karena ada ilmu yang bisa diterapkan dalam dunia nyata bukan semata karena ingin mendapatkan nilai bagus dari perilaku baik. Mahasiswa perlu didengarkan karena ada kebaruan dalam dunia saat ini yang mungkin terlewat dan tidak didalami sebelumnya.
Pohon keilmuan tetap penting sebagai arahan menjadi specialist. Namun dalam perjalanannya, tetap perlu buka mata dan mau belajar cabang ilmu lain. Yang pasti, pemahaman akan penggunaan konsep dalam dunia nyata merupakan suatu keharusan dan menjadi kebutuhan nyata dunia industri.