Pandemi Corona, Saatnya Sektor Perhotelan Berbenah
Dalam kondisi sulit seperti saat ini, unit-unit hotel milik PT HIN (Persero) tetap beroperasi meskipun terbatas. Justru di saat bisnis sepi, perusahaan memaksimal pembenahan agar ke depan hotel yang dikelola bukan sekadar bersih, tetapi dipastikan higienis.
Pandemi Covid-19 berdampak terhadap bisnis perhotelan hingga ke level terendah. Yang paling terasa, kamar-kamar di hotel kini lebih banyak kosong, meskipun ada beberapa hotel yang tetap dioperasikan. Agar dapat bertahan, dari sisi bisnis, PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau HIN berusaha melakukan efisiensi dengan menurunkan biaya operasional. Termasuk, mengoptimalkan peluang produk Food and Beverage (F&B) di masing-masing unit.
PT HIN (Persero) berusaha menjaring kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang masih beroperasi untuk menawarkan layanan catering F&B nya. Di Medan, misalnya, produk F&B yang ditawarkan mendapat sambutan yang cukup baik. Perseroan kini rutin melayani kebutuhan lunch box beberapa perusahaan di sana dan menyiapkan paket buka puasa/sahur take away selama Ramadhan. Di sisi lain, HIN juga terus menjaga kebersihan hotel, termasuk melakukan maintenance secara rutin. Penjelasan tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT HIN (Persero), Iswandi Said kepada BUMN Track melalui aplikasi video conference beberapa waktu lalu.
Menyikapi kondisi pandemi Covid -19 saat ini, lanjut Iswandi, PT HIN (Persero) sudah membuat berbagai skenario tentang langkah-langkah yang akan diambil perusahaan agar tetap survive seandainya pandemi ini masih berlangsung hingga beberapa bulan ke depan. Misal, perusahaan tidak memperpanjang kontrak kerjasama dengan karyawan yang masa kerjanya sudah berakhir. Ada pula kebijakan agar pegawai bekerja dari rumah sehingga perusahaan dapat menghemat uang transport karyawan. Selanjutnya, langkah perlindungan dari risiko penularan virus juga dilakukan HIN dengan menerapkan panduan pencegahan Covid-19.
“Di antaranya, kami menyediakan berbagai alat dan sarana sanitasi bagi para tamu. Termasuk menyiapkan in-house clinic serta prosedur dan mekanisme dalam kaitan kemungkinan adanya tamu yang menjadi suspect. Kantor pusat HIN juga telah menyediakan holding room bagi pegawai yang memiliki suhu badan di atas suhu normal, serta untuk melakukan pengecekan kesehatan,” jelas Iswandi.
Hadirkan Program Khusus
Untuk menggairahkan kinerja perhotelan di tengah pandemi, PT HIN (Persero) berinisiatif memberikan sejumlah program khusus dan memastikan unit-unit hotelnya tetap beroperasi meski dengan jumlah terbatas. Bahkan, sejumlah hotel HIN di Bali, di antaranya Hotel Grand Inna Kuta (GIK) dan Inna Bali di Denpasar menerima anak buah kapal (ABK) yang baru selesai berlayar dengan kapal pesiar.
Mereka berlabuh di Tanjung Benoa dan langsung dikarantina di Hotel GIK. Mereka diperlakukan sebagai orang dalam pengawasan (ODP), meskipun hasil tes yang dilakukan sebelumnya di atas kapal dipastikan negatif Covid-19. “Hingga beberapa bulan ke depan kurang lebih akan ada 4.000-an tamu ABK asal Indonesia yang akan berlabuh di Tanjung Benoa-Bali. Tujuan mereka diinapkan adalah untuk transit, sebelum kembali ke daerahnya masing-masing seperti di Jogjakarta, Surabaya, dan lain-lain, mereka bisa diterima oleh masyarakat setempat,” ungkap Iswandi.
Selanjutnya, HIN menawarkan layanan “Book Now Stay Later” dengan diskon hingga 55 persen untuk periode penginapan sampai dengan Desember 2020. Beberapa benefit yang didapat adalah menginap dua malam di kamar deluxe room untuk dua orang, termasuk breakfast, mendapatkan upgrade keanggotaan baru ke silver, serta upgrade roombagi pemilik keanggotaan gold & platinum.
Tak hanya itu, BUMN perhotelan ini juga memberikan layanan Self-isolation Program yang menunjang kegiatan Work From Hotel dengan menyediakan kesempatan untuk tinggal di hotel selama 14 hari di masa periode pandemi. Program tersebut menyatu dengan layanan rapid test covid-19 oleh HIN bekerja sama dengan salah satu Rumah Sakit terdekat yang dilakukan pada saat tamu tiba di hotel untuk mengikuti Self-isolation Program. HIN menawarkan paket tersebut mulai dari harga Rp3,500.000dengan periode tinggal mulai saat ini hingga Juli 2020. Ada pula program untuk tujuh hari (yang dapat diperpanjang), dengan harga khusus Rp2,161.000.
“Self-isolation program merupakan program yang kami siapkan bagi para pebisnis, karyawan perusahaan, dan para pekerja dimana mereka dapat tinggal di hotel kami selama periode working from home yang berlaku saat ini,” jelas Iswandi.
Terlibat di RS Darurat
Di masa pandemi corona, PT HIN (Persero) mendapat penugasan langsung untuk terlibat dalam pengelolaan RS Darurat Corona di Kemayoran, Jakarta Pusat, yang sebelumnya merupakan eks wisma atlet. Dalam program sinergi BUMN tersebut, HIN bertanggung jawab menyediakan jasa house keeping dan catering. Perusahaan diperkuat oleh 162 personel yang terdiri dari sembilan orang Kordinator Lapangan, lima orang Supporting , 80 anggota Tim ISS, 50 orang Tim CSI dan 18 orang yang bertugas di bagian Catering.
Saat ini RS Darurat Covid-19 telah mengoperasikan tiga tower, yakni Tower 4, Tower 6 dan Tower 7. Ruang khusus isolasi pasien terletak di Tower 7 sekaligus sebagai zona merah, sementara Tower 4 yang merupakan zona kuning disediakan untuk mengakomodir petugas medis. “Sedangkan Tower 6 sudah disiapkan untuk berjaga-jaga manakala kebutuhan ruangan pasien melonjak,” jelas Iswandi.
Selain memastikan pelayanan house keeping yang membersihkan tiap-tiap kamar dan berbagai sudut ruangan berjalan lancar, HIN juga menyediakan catering bagi petugas medis dan pasien dengan menu utama sebanyak tiga kali sehari dan satu kali coffee break atau snack yang didistribusikan secara langsung ke masing-masing tower. Tentu, dalam melaksanakan tugasnya, para karyawan dilengkapi dengan APD dan perangkat lain seraya mematuhi protokol pelayanan covid-19.
Optimistis
Alih-alih meratapi dampak negatif yang ditimbulkan, HIN justru memastikan unit hotelnya tetap beroperasi meskipun jumlahnya berkurang. Saat ini, Hotel Inaya di Nusa Dua yang setara bintang 5 masih mengoperasikan satu tower. Selebihnya, beberapa karyawan tetap hadir ke kantor untuk membersihkan unit hotel.
Selanjutnya, karena tingkat hunian yang rendah di semua hotel, HIN menyiasati penurunan pendapatan dengan menggencarkan penjualan bakery/pastry “Jadi banyak kreativitas akibat covid ini. Bahkan hotel HIN di Bali juga mencoba dan mampu menjual 400 boks bakery perhari,” ungkap Iswandi.
Dirinya optimistis, setelah Covid-19 berlalu, hotel-hotel HIN tidak sekadar bersih namun dipastikan lebih higienis, karena penanganan dan pelayanan yang dilakukan saat ini sudah mengacu pada protokol Covid. “Adanya pandemi corona membuat life style orang berubah. Baik tamu hingga karyawan harus menjaga untuk selalu hidup higienis. Hal tersebut penting agar ketika orang datang ke Hotel milik HIN tidak ragu lagi karena sudah menerapkan protokol Covid-19. Para tamu juga diajarkan protap Covid-19 agar mereka tidak lagi tersinggung bila ada karyawan hotel memakai masker, misalnya,” ungkap Iswandi.
Seraya mengapresiasi dukungan pemerintah terhadap berbagai sektor usaha, khususnya dunia pariwisata dan perhotelan, Iswandi dan jajaran yakin bahwa seiring berakhirnya pandemi, sektor pariwisata akan booming kembali. Untuk itu, ia tak pernah lelah untuk memotivasi segenap karyawan HIN untuk terus saling menguatkan dan berbenah diri. Termasuk, menjaga kualitas pelayanan atau kebiasaan baik yang saat ini terus ditingkatkan.