KOLOM PAKARLENSA

SOVEREIGN WEALTH FUNDS

Oleh Akhmad Kusaeni

             Diplomat ahli strategi Amerika Serikat Henry A. Kissinger pernah mengatakan: “Jika anda mengendalikan pangan, anda bisa mengendalikan sebuah negara. Jika anda mengendalikan energi, anda bisa mengendalikan kawasan. Tapi jika anda bisa mengendalikan uang, anda bisa menguasai dunia”.

            Apa yang dikatakan Kissinger itu benar adanya jika anda membaca buku “Fenomena Sovereign Wealth Funds” yang ditulis sahabat saya, U.Saefudin Noer, eksekutif senior yang juga Jawara Banten. Buku itu diterbitkan Kompas-Gramedia setebal 459 halaman, termasuk lux, dijual di toko buku dengan harga sekitar Rp800,000. Secara bercanda Saefudin mengatakan “Buku ini bicara tentang wealth, kekayaan. Masak bukunya biasa-biasa saja”.

            Saefudin dikenal sebagai bankir, karena selama 20 tahun berkarier menjadi pimpinan teras berbagai bank internasional. Lalu selama 7 tahun menjabat eksekutif BUMN, misalnya Direktur Keuangan Pelindo 3 dan Direktur Utama Jasa Tirta 2. Siapapun, pejabat di pemerintahan dan BUMN, apalagi Capres-Cawapres, wajib membaca buku ini. Mengapa?

            Oya, sebelum dijawab ada baiknya kita samakan pengertian mengenai apa itu SWF. Ada banyak definisi. Tapi kira-kira SWF adalah instrumen keuangan yang dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah suatu negara. Tujuan utamanya adalah mengelola kekayaan nasional, biasanya hasil dari ekspor sumber daya alam atau hasil dari cadangan devisa, untuk meningkatkan kesejahteraan jangka panjang

            Jadi, SWF adalah instrumen keuangan yang dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah suatu negara yang bertujuan untuk mengelola kekayaan nasional, Misalnya, SWF yang dioperasikan oleh negara-negara di Timur Tengah yang berasal dari kekayaan sumber daya minyak.

            Pada 27 Nopember 2007, dunia dikejutkan kabar bank global AS beraset terbesar Citigroup menerima suntikan dana investasi dari perusahaan investasi asal Timur Tengah, Abu Dhabi Investment Authority (ADIA). Kucurannya mencapai USD 7,5 .miliar melalui pembelian obligasi konversi Citigroup. Tiga bulan kemudian, Kuwait Investment Authority (KIA), menggelontorkan USD 3 miliar untuk membeli sebagian saham Citigroup. Bulan Desember 2009, KIA melepas saham Citigroup seharga USD 4,1 miliar. KIA juga membeli saham bank raksasa AS lain, Merrill Lynch, senilai USD 2 miliar.

            Perusahaan investasi China juga menginjeksi dana ke industri perbankan AS. Pada 19 Desember 2007, China Investment Corporation (CIC) mengucurkan investasi USD 5,6 ke Morgan Stanley melalui pembelian obligasi konversi. Itu setara 9,86 persen saham bank investasi AS tersebut. CIC juga memborong 9,99 persen saham raksasa ekuitas privat AS. Blackstone Group, senilai USD 3 miliar. Lalu, Oktober 2008, perusahaan investasi milik pemerintah China ini menaikkan porsi sahamnya menjadi 12,5 persen.

            Di Asia Tenggara, dunia juga menyaksikan bagaimana Temasek (SWF Singapura) dan Khazanah (SWF Malaysia) berjaya melakukan investasi keluar negaranya, Temasek, misalnya, melalui Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (ST Telemedia) pernah penguasai sekitar 40 persen saham PT Indosat Tbk. Namun ST Telemedia kemudian melepas saham itu ke Qatar Telecom Qsc (Qtel) senilai $1,8 miliar. Singapore Telecomunications Limited atau biasa dikenal dengan Singtel menjadi salah satu pemilik saham di Telkomsel.

            Bagaimana SWF di Indobesia? Kita memiliki beberapa SWFs yang berperan dalam mengelola kekayaan negara dan mendukung pembangunan ekonomi. Salah satunya adalah Indonesia Investment Authority (INA) yang didirikan pada 2021 untuk mengelola dana kedaulatan Indonesia. Tujuannya adalah untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan sektor-sektor strategis lainnya. INA berfokus pada investasi jangka panjang yang berpotensi memberikan dampak positif pada perekonomian nasional.

            Menurut Saefudin, SWF sebagai bagian dari Governent Linked Corporations/Authority (GLC) dapat memperkaya tafsir kontemporer atas pengamalan amanat konstitusi, pasal 33 UUD 1945. tentang pengelolaan kekayaan negara, Bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat ini dapat memperkaya mandat INA. Sekaligus menjadi inspirasi bagi siapapun yang menang dalam Pilpres 2024 untuk pembentukan SWF khusus berbasis energi, mineral dan sumber kekayaan alam lain, serta dana pensiun, dana haji, dan lain-lain.

Artikel Terkait

Back to top button