CEO NOTES

Antara Profesionalitas dan Panggilan Hati

PT Transportasi Gas Indonesia atau TGI merupakan anak usaha PGN dengan bisnis utama mengangkut gas alam melalui pipa ke pasar domestik dan internasional.  Sebagai salah satu obyek vital nasional, TGI mengoperasikan transportasi gas alam dan menjaga jaringan pipa dengan prinsip kehati-hatian.

Adalah  Gamal Imam Santoso, Direktur Teknik TGI yang mengaku memiliki keterikatan batin dengan perjalanan sukses perusahaan yang didirikan sejak Februari 2002 itu. Terbesit rasa syukur di benaknya, saat menyadari banyaknya manfaat atas rancangan yang dilakukan perusahaan selama ini. Setelah sekian puluh tahun mengaliri, pipa pipa gas yang dikelola TGI mampu memberikan manfaat kepada masyarakat yang tinggal di sepanjang jalur pipa.

Terlebih, Gemal terlibat langsung dari proses desain awal pembangunan pipa yang hingga kini telah mengoperasikan lebih dari 1.000 kilometer pipa gas. “Awalnya dari PGN sebagai seorang engineer, saya bangga terlibat  dari mulai proses desain, membangun, hingga mengiringi hampir 20 tahun perjalanan perusahaan ini. Sungguh sebuah kebahagiaan dan core value bagi TGI,” ungkapnya.

Sebelum kembali ke TGI pada 2019, Gemal pernah menjabat sebagai Direktur TGI pada periode 2014-2015. Background keilmuannya di bidang teknik mendorongnya untuk turut terlibat dalam pembangunan pipa sejak awal. “Sehingga secara moral, saya memandang pekerjaan ini sebagai bagian dari panggilan hati, tepatnya antara profesionalitas dan panggilan hati,” ungkapnya seraya tesenyum, seraya bertekad membuat suatu rancangan baru untuk 20 tahun ke depan bersama jajaran manajemen yang solid.

Meski begitu, padatanya jadwal pekerjaan tak membuatnya melupakan quality time dengan keluarga. Ayah dua anak yang kini tinggal berdua saja dengan sang istri, dikarenakan kedua putranya menempuh pendidikan di luar negeri, seringkali menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di sekitar fasilitas produksi perusahaan. Maklum, wilayah operasional yang dikeola TGI cukup luas, mencakup Jambi, Riau, Batam hingga Singapura.

Dalam mengarungi kehidupan, lelaki kelahiran 20 Juli 1965 ini menganut filosofi yang diwariskan kedua orangtuanya, bahwa pola hidup seseorang dipengaruhi oleh lingkungan dan pergaulan. Karenanya, teruslah berusaha meningkatkan kualitas hidup dan menebar kebaikan bagi lingkungan, maka kebaikan itu akan kembali pada diri kita sendiri.

Artikel Terkait

Berita Lainnya
Close
Back to top button