KOLOM PAKARLENSA

MENTALITAS RAJAWALI

Oleh Akhmad Kusaeni

                Ada mentalitas burung Rajawali yang bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita untuk direnungkan di akhir tahun ini. Misalnya, Eagle fly alone at high altitude (Rajawali terbang sendirian di ketinggian).

                Rajawali tidak terbang bersama burung pipit, burung gereja, merpati dan burung-burung kecil lainnya. Rajawali hanya terbang bersama sesama Rajawali. Ia tidak bergaul dengan burung beo yang banyak omong atau burung pungguk yang diam merindukan bulan.

                Artinya, untuk sukses menuju puncak jauhilah pihak-pihak yang membawamu tetap di bawah di zona nyaman. Artinya, untuk maju jangan hanya bicara dan berwacana, tapi walk the talk!

Jauhkan mentalitas NATO (No Action Talk Only)  seperti burung beo. Atau, cuma diam menunggu durian runtuh seperti pungguk yang merindukan bulan.

                Mentalitas burung Rajawali yang patut diteladani adalah “Eagles never eat the dead things”.

Rajawali tidak pernah memakan mangsa yang sudah mati. Ia hanya memakan mangsa hidup yang dia bunuh dengan patuknya sendiri. Ia tidak seperti burung gagak yang mengais-ngais makanan di tempat sampah.

                Intinya, untuk menjadi sukses kita jangan dibebani masa lalu. Masa yang sudah mati dan menjadi history. Selalu mencari jalan baru untuk dijalani, dan terus berusaha menemukan batas-batas baru untuk dilewati. Hidup adalah berlari ke depan, bukan lintang pukang ke belakang.

                Karena hidup kita ada di masa depan, fokuslah ke depan. Songsonglah fajar menyingsing, jangan ikut tenggelam bersama matahari yang terbenam. Lupakan masa lalu yang menyakitkan. Lets bygone be bygone.

                Itulah sebabnya mentalitas Rajawali berikutnya, yaitu Eagles have vision, sangat penting untuk dicamkan. Rajawali punya visi, dia bisa melihat sejauh 5 km ke depan. Apapun halangannya, Rajawali tidak akan kendor untuk menangkap mangsanya yang sudah dia incar dari kejauhan sampai mangsa itu berhasil diterkamnya.

                Untuk mencapai apa yang kita impikan, untuk mendapat apa yang ditargetkan, fokuslah pada usaha untuk mendapatkannya. Seberapa berat halangannya, seberapa berat tantangannya, jangan putus asa. Teruslah berusaha untuk mengejar impian itu. Tuhan menjanjikan: manjadda wa jadda, siapa giat pasti dapat. Siapa yang berjalan, pasti akan sampai.

                Akhir tahun ini adalah saat untuk melakukan kontemplasi. Mentalitas burung Rajawali  sangat pas untuk menjadi bahan perenungan. Kita memang perlu menghitung: Are we better off than 1 year ago?  Apakah perusahaan merugi atau untung? Apakah transformasi perusahaan berjalan baik atau macet tersendat-sendat? Bagi CEO BUMN pertanyaannya lebih spesifik lagi: Apakah perusahaan sudah berkontribusi untuk kemaslahatan rakyat sesuai tagline “BUMN Untuk Indonesia”?

                Kalkulasi tentang apa yang sudah dilakukan memang penting. Namun, yang lebih penting lagi adalah merumuskan langkah-langkah dan strategi untuk tahun baru yang menjelang. Kaca spion diperlukan untuk sesekali melirik ke belakang, tetapi para CEO yang bertugas memimpin  perusahaan adalah melihat ke depan.

                Tugas CEO adalah membawa perusahaan maju ke depan, bukan mundur ke belakang.   

Artikel Terkait

Back to top button